Bismillahirrahmannirrahiim..
Dosen kita di webinar ke 3 ini
kembali kepada bu Septi Peni Wulandani, jika webinar ke 2 dengan suaminya: pak Dodik,
maka tak heran sekarang dioper kembali dengan beliau..bahasannya tentang ibu
siy..kan tepat diserahkan pada ahlinya..hehe..*senyum dulu sebelum bahas yang
serius ah* Lanjuutt..
Berat sekali sebenarnya waktu mau
nulis resume ini…karena cakupannya yang sangat luas juga saya pribadi belum
melaksanakannya secara keseluruhan. Tetapi karena banyaknya permintaan..*huaa
gayaa…:D* akhirnya saya coba beranikan diri untuk menuliskannya. Jadi kita
sama-sama belajar aja ya bunda…smile ^_~
Setiap perempuan yang telah menikah
rata-rata memiliki masalah yang sama dari jaman dulu hingga kini. Masalah
tersebut tidak jauh-jauh berkisar antara karir sang istri, pendidikan anak, komunikasi
dengan suami, mertua, masalah dapur, anggaran belanja, kegiatan di luar, sampai
ke masalah setrikaan yang menumpuk..yap, sudah mulai ada yang mengiyakan dan memanggut-manggutkan
kepala sepertinya :D..tenaaang bunda…bila itu adalah masalah anda selama ini
dalam berumah tangga..hayuk silahkan teruskan membaca resume ini..^_~
Ya..masalah yang ‘menimpa’ para ibu
muda jaman dahulu ternyata juga diwariskan loh kepada para ibu muda jaman
sekarang. Masalahnya memang tetap sama, hanya sajaaa… tentu dengan kompleksitas
yang berbeda. Tetapi dengan kondisi output yang hampir mirip yaitu mampu
membuat para ibu mudah sekali dihinggapi stress. Karena 1001 masalah yang ada
dihadapan mata.
Sebelum membahas ini, bu Septi
menjabarkan bahwa setiap masalah yang
ada jadikanlah sebuah tantangan, ingat bunda, Tidak ada Masalah yang ada adalah Tantangan. Disini ditekankan
bagaimana pentingnya komunikasi produktif dari seorang istri kepada suami,
anak, mertua dan orang-orang dewasa lainnya yang berada didekat anak (Lihat
Komunikasi Produktif diawal kuliah rutin). Jadi jika ada masalah menerpa,maka
kita bisa bilang: No Problem! jadi kita ganti ya kata masalah dengan kata
tantangan bun. Ok.
Untuk melihat sumber tantangan para
bunda dirumah, bisa dilihat dari:
- Motivasi bekerja Ibu
- Peran Ibu di mata anak
- Kompleksitas tantangan dan cara penanganannya
- Perkembangan Peran Ibu, dan
- Pergeseran Mentalitas
MOTIVASI BEKERJA IBU
Ibu rumah tangga adalah ibu yang
bekerja di rumah tangga. Benarkah definisi ini sudah tepat untuk kita, bu? *fikirkan
dulu sebelum menjawab yaa* jika iya, lalu berlakukah rumah kita sebagai tempat kita
bekerja? Apakah terasa hommy (nyaman) saat kita berada dirumah? Apakah
kita sebagai ibu sudah bersikap professional di dalam rumah sebagaimana tuntutan
itulah yang akan diminta pertama kali bila kita bekerja diluar ?
Jika masih bingung, mari kita lihat hubungan
motivasi dan bekerja dibawah ini.
Cheklist salah satu motivasi anda
sebagai ibu:
o Jika profesi ibu adalah Asal kerja --> maka motivasinya adalah hanya untuk
memperoleh gaji (dari suami) --> Bekerja hanya untuk memenuhi Kebutuhan
hidup à harapan
tidak ada --> yang
Anda cari adalah TGIF (Thanks God If Friday) senang jika hari sudah hari jum’at.
Saking tidak adanya harapan, selalu berharap libur bekerja. Apakah kita
termasuk seorang ibu yang semakin senang jika tidak ada anak-anak di rumah??
o Jika Profesi ibu adalah Karir --> maka motivasinya adalah untuk
memperoleh uang -->
Bekerja untuk berKompetisi , Tidak akan suka melihat orang sukses, tidak suka
melihat ibu lainnya sukses --> Harapan: timbul Kebanggaan --> yang Anda cari adalah Promosi.
Apakah kita termasuk ibu yang senang berkompitisi, tapi tidak senang melihat
ada ibu lainnya yang sukses lebih dari kita??
o Jika profesi ibu karena Panggilan Hati--Maka ini yang
terbaik-- (Panggilan hati maksudnya profesi ini menjadi pilihan prioritas saya
untuk menjadi ibu bukan karena kepepet / terpaksa dll) --> maka motivasinya adalah untuk
menaati Perintah Allah (Amanah) --> ibu bekerja sebagai Kholifah
(tidak akan pernah mengeluh).
Contoh kecil: Ibu sudah memasak makan malam untuk
suami dengan sangat sempurna, tomat-tomat sudah dibuat menjadi bunga,
wortel-wortel sudah dibuat menjadi hiasan indah, suami pulang bilang “Maaf ya
bu, tadi ada rapat, sudah makan malam.” Jika kita bergerak karena suami, tentu
akan kecewa, sudah masak cape-cape tidak dimakan. Tetapi jika kita bergerak
karena Allah, meyakini bahwa rezeki sudah ditentukan Allah, maka kita tidak
akan marah, karena berarti rezeki makanan ini bukan untuk suami, berarti bisa
untuk berbagi dengan orang lain --> Harapan: bisa berkonstribusi
memberikan manfaat pada orang sekitar --> Karena itu Ibu akan mencari lebih banyak
tugas. Tugas apa lagi yang bisa kita selesaikan sebagai seorang ibu.Tak ada
kata untuk selesai belajar.
Apakah kita
sudah termasuk seorang ibu yang punya manfaat/kontribusi pada masyarakat
sekitar? Senang melihat ibu-ibu lainnya maju karena kontribusi kita didalamnya??
Jika iya, berarti profesi ibu rumah tangga benar-benar pilihan dari hati ibu.
Dengan demikian pekerjaan ibu yang
sesungguhnya adalah panggilan hati. Akan ada perasaan kita masih kurang puas
untuk belajar karena ilmu yang didapat hari ini masih sedikit dan kita masih
terus belajar lagi, belajar lagi..karena keinginan terbesar kita…khawatir kita
belum bisa menjadi orangtua yang menjalankan perannya dengan baik. Jadi seorang
istri sebaiknya melangkahlah dengan ilmu, dalam hal apapun, sehingga kita tidak
menjadi seorang peragu.
Selamat belajar dan termotivasi yaa!
PERAN IBU DIMATA ANAK
Seberapa bersungguh-sungguhnya kita
menjalankan peran kita sebagai ibu, anak dan suami kitalah yang akan melihat.
- Apakah kita benar-benar merencanakan kegiatan dirumah dengan sangat terencana dan dahsyat.
- Apakah kita benar-benar mengatur jadwal belajar dan mengasuh serta mendidik anak kita dengan sepenuh hati.
- Apakah kita benar–benar mengambil peran ibu dan istri (bagi suami) yang sesungguhnya di dalam rumah.
Kunci dari menjalankan profesi ibu
sebagai manager, mulailah dari kostum ibu: pakailah pakaian terbaik dirumah,
ada jamnya ditentukan sendiri (tentukan sesuai jam perencanaan masing-masing). Bersihkan ‘wangi-wangian’ yang
tidak disukai oleh suami, tidak memakai parfum bumbu masak dan hilangkan aroma
yang tidak enak di cium. Hingga anda layak menjadi manager professional bagi
keluarga anda. Jika anda masih suka memakai daster, maka pakailah daster
terbaik anda, yang masih sangat baik kondisinya, harum, dan tak terlupa kenakanlah
jilbab yang juga dipastikan masih sangat layak untuk dipakai diluar ruangan.
Jangan berdaster ria terus-menerus,
jangan pakai daster yang bolong-bolong, yang jika sobek masih ada penitinya. (hehe…banyak
yang tersindir ga yaa…:D)
Intinya tampillah cantik untuk
pasangan anda dirumah dan untuk anak-anak tercinta. ^_^
MENANGANI KOMPLEKSITAS TANTANGAN
Bagaimana caranya:
1.
PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi
yang pertama
Caranya:
- Buatlah perencanaan apa yang ingin anda lakukan hari ini dan besok.
- Aktifkan fitur Gadget Anda.
Otak kita terlalu berat untuk
mengingat rincian dari jam kejam untuk apa-apa yang akan kita kerjakan pada
hari ini.
Maka, buatlah List to do (apa
yang mau dikerjakan) dan buat Jadwalnya. Jika selama ini list itu tidak pernah
ada, dan jadwal juga tidak pernah ditulis, akhirnya kita banyak lupa. Hal ini
malah tambah membuat bingung kan bun? lupa apa-apa yang mau dikerjakan, juga bisa
membuat hati kesal.
Nah bila list itu ada, maka buat
reminder (pengingat). Untuk anda yang suka on line, ada fitur reminder yang
suka muncul setiap saat. Jika kita punya fitur hp yang lengkap, gunakanlah
reminder itu, bisa sangat membantu kita. Tetapi jika tidak digunakan, meskipun
anda punya fitur tercanggih dari hp anda, itu tidak akan ada artinya.
2.
ONE BIT AT A TIME
Apa itu One Bit At A Time ?
- Lakukanlah setahap demi setahap,
Biasanya
kebiasaan buruk para ibu adalah saking ingin mengerjakan, ingin mengerjakannya
sekaligus semua diborong ^_^ kayak siapa yaa...:D
- Lakukankah sekarang.
- Pantang menunda dan menumpuk-numpuk.
Kebiasaan buruk kita lainnya adalah menjadikan
satu mengerjakan berbagai kegiatan, masak air, ya sambil cuci piring, sambil
nonton tv, sambil juga masak nasi, lanjut sambil rendam cucian dan lain-lain.
Jangan mengerjakan semuanya
berbarengan, kerjakan setahap demi setahap, satu persatu.
Jika akan bermain dengan anak,
lakukanlah, hadirkan diri anda dengan bersungguh-sungguh main dengan anak,
hingga menunjukkan kualitas dalam permainan.
Kalau kita mau benar-benar
konsentrasi artinya tidak memikirkan yang lainnya (istilahnya cut off)
sehingga kita benar-benar fokus untuk bisa
pindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya dengan menghadirkan seluruh hati
kita disana, tanpa sedikitpun memikirkan kegiatan sebelumnya.
Berantakan bisa membuat kita tambah stress,
apalagi semua tantangan dikumpulkan jadi satu, lalu dikerjakan sekaligus, makin
membuat stress dan bikin kita akan loyoooo….sekali. Maka penting untuk belajar
mendelegasikan seperti langkah dibawah ini..
3.
DELEGATING
Mendelegasikan tugas.
Delegasikanlah
yang bisa didelegasikan. Ingat, tugas seorang Ibu (sebagai pendidik pertama
bagi anak kita) dan sebagai Istri (bagi suami kita) tidak bisa kita delegasikan ya bun. Jadi delegasikan tugas-tugas rumah
tangga lainnya saja.
Bagaimana cara mendelegasikan:
- Pertama dilatihkan dulu, pertanyaannya siapa yang dilatih? Bisa melatih Anak anda agar ia mandiri. Atau jika anda bisa punya asisten rumah tangga, maka anda bisa mulai melatih Asisten anda, untuk membantu pekerjaan rumah tangga Anda.
- Percayakan anak/asisten rumah tangga untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang sekiranya mulai mampu mereka kerjakan. Anak yang sudah bisa diajak berbicara, sudah bisa diajarkan untuk mendelegasikan tugas sehari-hari. Contoh: buang sampah pada tempatnya, pakai baju sendiri, syaratnya ibu harus super sabar dan tega. Setelah mereka mulai mengerjakan ingatlah jangan anda menggantikan tugas yang telah anda delegasikan dihadapan anak/asisten anda, karena pekerjaannya anda anggap belum sempurna/rapi. Jika Anda bisa bertindak demikian, mereka akan merasa senang karena dipercaya oleh Anda. Tetapi jika tidak, sayang sekali Anda akan dianggap tidak mempercayai mereka dan latihan mendelegasikan ini akan gagal.
- Kerjakan. Anak dan asisten rumah tangga, setelah dipercaya, mereka akan percaya diri untuk mengerjakannya sendiri, maka biarkan anak atau asisten anda mengerjakannya.
- Ditingkatkan. Maksudnya pekerjaan yang sudah terbiasa dikerjakan, ditingkatkan kesulitannya hingga anak/asisten rumah tangga pada akhirnya bisa benar-benar menguasai dan mahir mengerjakannya. Contoh, jika tamu hadir kerumah, anak diajarkan dan dilatihkan untuk memberikan minuman kepada tamu. Pertama percayakan dengan gelas plastik, lalu ditingkatkan menjadi gelas kaca. Bila ibu tipe melankolis, biasanya akan merasa sulit mendelegasikan suatu pekerjaan hatta kepada anaknya sendiri, akibatnya pekerjaan ibu akan sangat banyak dan menumpuk karena dikerjakan sendirian. Maka mulai sekarang cobalah beri kepercayaan kepada anak/asisten rumah tangga. Mulai delegasikan tugas dengan melatih orang-orang dewasa disekitar anak anda.
- Terus berputar: Latih – Percayakan – Kerjakan – Ditingkatkan – Latih lagi – Percayakan lagi – Kerjakan lagi – Ditingkatkan lagi, begitu seterusnya….
PERKEMBANGAN PERAN

Jika selama ini, Ibu hanya menjadi
kasir, yang mencatat pemasukan dan pengeluaran saja, maka tingkatkan peran Ibu
sebagai pengelola keuangan.
Tugas seorang pengelola keuangan
adalah pertama memfilter uang tentang halal dan thoyib tidaknya uang yang
masuk. Lalu tunaikan Hak Allah pada kita (ZIS), Hak orang lain yang ada pada
kita (cicilan, hutang, dll), Hak investasi masa depan anak-anak (Tabungan,
Asuransi, dll) dan Hak saat ini (untuk makan dan operasional harian keluarga).
Untuk lebih jelasnya, akan ada
bahasan tersendiri.

Jika selama ini, peran ibu hanya
sebagai juru masak maka tingkatkan peran kita menjadi perencana menu untuk
keluarga.
Bagaimana caranya?
Bu Septi berbagi trik. Beliau
menyusun menu keluarga untuk 10 hari.
Mengapa 10 hari? Agar tidak bisa
ditebak oleh anak-anak, jika menu disusun selama 7 hari, maka anak bisa menebak
ibu akan masak apa hari senin besok, selasa besok dan seterusnya. Jadi
menghindari anak yang tidak suka makan
beberapa menu yang disajikan di hari tertentu untuk mogok makan. Setelah
mencatat menu 10 hari, rotasikan selama 3 bulan, maksudnya ibu boleh mengganti
menu tersebut jika sudah berjalan 3 bulan dari menu yang pertama. Akhirnya kita
akan mendapatkan berbagai variasi menu 10 hari yang bisa menjadi panduan kita
sendiri sebagai standar resep dan standar belanja. Meringankan bukan untuk
jangka panjang? Jika anda sudah melakukannya, jangan lupa saling tukeran menu
yaaa…triknya dan tantangannya cari menu yang praktis, murah dan bergizi yaa
bun..:D
Apa saja menu yang ada di menu 10
hari?
Sebenarnya tergantung kecerdasan ibu
dalam memvariasikannya, juga tergantung anggaran belanja keluarga, yang penting
ada sumber karbohidrat, protein nabati, hewani dan jangan lupa untuk buah-buahannya.
Belajarlah untuk merancang menu sehat, mengetahui pola makan yang baik untuk
anak dan keluarga bagaimana. Cari sumber ilmu di mbah google, pakar gizi serta praktisi
gaya hidup sehat dan alami.
Intinya banyak cari tahu dulu tentang pola makan yang sehat itu seperti apa?
karena ternyata pola makan 4 sehat 5 sempurna bukanlah pola makan yg sehat. Silakan baca-baca sendiri buku tentang Food
Combining Andang Gunawan atau The Miracle of Hiromi Shinya. Alhamdulillah dengan
memperhatikan pola makan yg hemat enzim, tingkat kekambuhan pasien-pasien
kanker dr.Hiromi Shinya= 0 %. Sedangkan salah satu terapis kenalan saya yaitu
bunda Susintawati Herudjito bisa lepas obat asma yang digunakannya selama ini setelah
menjalani diet Food Combining tersebut. Makin membuat inspiratif kan bila
mempunyai referensi ilmu yang banyak untuk keluarga?:D
Semakin ilmu dicari, kita akan merasa
kurang ilmu.. Hingga nanti kita akan semakin haus belajar. Contoh dari sini
saja, sebagai perencana menu, nanti kita akan termotivasi mau lebih ingin tahu bagaimana
untuk manajemen kulkasnya, manajemen belanjanya, manajemen sdm rumah tangganya,
manajemen menaruh barang agar cepat ditemukan dan masih banyak yang
lain-lainnya.
Selama ini, jika anda dibantu
asisten, dalam mengerjakan menu sehari-hari di keluarga, jangan khawatir karena
semua akan tetap dibawah control anda. Hal ini tentu saja karena menu makanan
keluarga andalah yang merencanakan, asisten hanya tinggal belanja dan masaknya.
Dengan demikian anda bisa focus untuk mengerjakan tugas lainnya yang lebih
membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, misal: pendidikan anak. Jadi tidak akan
ada lagi kebingungan mau masak apa hari ini, tidak ada lagi aktivitas yang
menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan di dapur anda. Sehingga ibu akan
merasakan nikmatnya jadi seorang ibu. Rasakanlah…karena bu Septi sudah
merasakannya…*hee…kepengen..kan??....samaa..^_^*

Jika selama ini peran ibu hanya
menjadi pengantar sekolah anak, maka tingkatkanlah peran anda dengan jadilah
pendidik utama anak anda. Jika ibu tidak kuat mendidiknya sendiri, boleh
membawa anak ke fasilitas sekolah, tetapi jangan menyerahkan sepenuhnya ke
sekolah. Carilah sekolah yang sama dengan visi dan misi anda mendidik anak,
lalu lihat biayanya yang terjangkau kantong anda. Sehingga pendidikan anak
tetap ada didalam kendali anda.
Mengapa posisi ibu sebagai pendidik
utama anak, tidak dapat digantikan dengan yang lain? Bahkan dengan sekolah-sekolah
sekarang ini? Ada alasannya bunda ^_^
Ustadz Abu Ridha mengatakan dalam
sebuah seminar tentang pengokohan keluarga muslim antara problematika dan
solusinya: bahwa masalah yang paling fundamental yang terjadi pada keluarga
muslim dewasa ini adalah kita sebagai suami atau istri masa kini sudah tidak
betah lagi dirumah. Sehingga pendidikan anak kita diserahkan kepada para baby
sister dan asisten rumah tangga. Sementara sekolah kewalahan karena kelimpahan
kurikulum yang demikian padat dan banyak untuk dijejalkan kepada para muridnya.
Nah, ada pembagian kewajiban diantara keduanya (sekolah dan rumah) adalah
solusi yang terbaik.
Bagaimana cara memulai untuk menjadi
pendidik utama anak kita??
Mulai sebagai pendidik utama anak-anak
kita dari mereka berusia 0-12 tahun. Cari referensi kurikulum untuk usia anak
bisa melalui internet, bisa anda tengok ke link dibawah ini: www.schoolhousetech.com, www.puskur.net, www.currclick.com, www.rumahinspirasi.com dan lain-lain. Setelah itu cobalah anda
terapkan materi tersebut dengan mengkombinasikan metode yang paling sesuai
dengan tipe dan gaya belajar anak anda. Jika bisa, sesuaikan juga dengan tujuan
dan arah pencapaian mimpi di keluarga anda. Nah, bagaimana coba yaa?:D
Mengapa waktu mendidik anak 0 -12
tahun?
Karena diusia ini, waktu mendidik
terbaik. Jika anak usianya sudah 12 tahun ke atas maka anak akan lebih banyak
berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga anak biasanya lebih percaya kepada
teman-teman dan lingkungannya dibandingkan orangtuanya. Bukan berarti mendidik
mereka setelah melewati usia 12 tahun tidak bisa lagi, tetapi akan mempunyai
peluang yang lebih kecil dibanding yang sudah mendidiknya lebih awal.
Jika ini sudah dijalankan dirumah
anda, maka akan terasa waktu 24 jam akan terasa sangaaat kuraaaaang sekali…ilmu
yang kita dapat hari ini akan menjadi keciiiil sekali. Maka berbedalah kita
dengan orangtua jaman dulu yang bekerja
dengan instink tanpa adanya improvement (perbaikan). Hari ini mari kita
bekerja berbasiskan ilmu, belajar dari berbagai sumber terpercaya. Dari AL
Qur’an dan Hadist Nabi, tentu saja tak boleh ditinggalkan. Teruslah memperbaiki
diri. Cayoo…(semangat)!
PERGESERAN MENTALITAS
Suami sebagai Leader keluarga,
pemimpin keluarga yang menentukan ARAH dan TUJUAN keluarga. Istri sebagai
Manager keluarga yang menentukan CARA keluarga untuk mencapai tujuan.
§
Jika Leader tidak jelas ARAH dan TUJUANnya dalam
berkeluarga dapat dipastikan Manager mengalami kesulitan dalam menentukan CARA
demi sampai pada tujuan keluarga tersebut --> kesasar karena tidak tahu
benar tidaknya arah dan tujuan (paling parah)
§ Jika Leader tidak
tahu dan tidak jelas ARAH dan TUJUANnya dalam berkeluarga, tetapi Manager dapat
menangkap maksudnya dan ia benar dalam menentukan CARA demi sampai pada
tujuan keluarga yang dimaksud --> kesasar tapi cepat tahu jalan
sebenarnya.
§ Jika Leader benar
ARAH dan TUJUANnya dalam berkeluarga, tetapi Manager salah dalam
menentukan CARA demi mencapai tujuan keluarga -->
maka tetap sampai ketujuan tapi lambat
§
Jika Leader benar ARAH dan TUJUANnya dalam
berkeluarga dan Manager benar pula dalam menentukan CARA demi mencapai
tujuan keluarga --> maka sampailah mereka ketujuan
dengan cepat. Inilah yang terbaik.
Untuk itu, buatlah tujuan dan arah
yang mencakup dalam SMART ------à S: Spesific (jelas), M: Measureable
(dapat terukur), A: Achievable (bisa diraih), R: Realistic, T: Timebone (Ada
batasannya).
Prinsip komunikasi dengan suami: To C
(Clear dan Clarify), agar suami istri bisa klop dalam komunikasi, referensi
hidupnya harus sama. Bagi umat muslim, referensinya tentu saja Al Qur’an dan
Hadist Nabi. Istri taat pada suami jika perintah suami tidak membuat ALLAH
marah.
Akan ada bahasan tersendiri tentang
panduan yang bisa dijalankan bersama antar suami istri dan anak-anak. Karena keluarga
ibarat perusahaan, yang ada leader (suami), manager (istri) dan anak-anak
(partner kerja). Maka perlu kumpul rapat untuk menentukan arah dan tujuan
keluarga bersama.
Yang harus diingat semua tujuan (goal)
haruslah mengarah untuk anak-anak. Bukan jamannya lagi kita yang mengejar karir
setinggi-tingginya, sekarang jamannya adalah para orangtualah yang
memfasilitasi anak-anak untuk mengejar mimpi mereka dimasa depan. Lebih baik dedikasikan
diri anda pada saat usia 0-12 tahun kepada anak-anak anda, manage dengan sangat
bagus. Sehingga ketika mereka sudah berusia 12 tahun keatas, anda akan merasa
nyamaaaaan sekali dengan mereka. Meski mereka sudah punya banyak teman, tetapi
anak akan tetap dekat dengan kita. Subhanallah…!
Demikian resume webinar ketiga untuk
saat ini, semoga bermanfaat bagi para orangtua terutama ibu yang ingin menjadi
manager handal dalam keluarganya. Mohon maaf bila ada kesalahan tulisan, maksud
arti, ejaan dsbnya. Semoga bisa dipraktekkan didalam keluarga kita.
Bu Septi says: Ingat semua sangat
sederhana diucapkan, tetapi sangat sukar dijalankan. Perlu kekuatan dan
kerjasama antara leader dan manager. Hayoo..jadilah anda berbeda dari ibu-ibu
lainnya, jadilah anda manager keluarga yang handal bagi keluarga!
Oya sebagai tambahan:
- Untuk Ibu Manager Handal Keluarga, bisa dilihat dan didownload ke link berikut: http://www.4shared.com/office/fNpPPMsw/IBU_MANAGER_KELUARGA_HANDAL.html
- Untuk record webinar pertama, silahkan mampir download ke http://www.4shared.com/file/ifCb2dQP/Meraih_Mimpi_Menata_Masa_Depan.html
- Untuk record webinar kedua, silahkan mampir download ke http://www.4shared.com /file/HzZURq12/dont_teach_me_i_love_to_learn.html
Salam Hangat,
Yeni Bunda Sykhaa
(Bundanya Syifa dan Khansa) ^_^
jazakillah bu yeni.salam kenal juga.saya suka sekali baca resume dari ibu, serasa ikut webinarnya langsung^^.sayangnya belum bisa ikut webinarnya langsung karena inetnya malam hari nggak stabil.ditunggu ya bu resume2lainnya^^. semoga Alloh membalas kebaikan ibu:)
BalasHapussama-sama bunda Hesti..ini ada resume webinar ke 5 silahkan dilihat dan kasih masukan yaa...oya..memang bunda domisili dimana yaa? ^_^
BalasHapus